- Dinkes Cianjur Gerak Cepat Tangani Para Siswa Diduga Keracunan Usai Menyantap MBG
- Abi Ramzi: Pengembangan Ekonomi Lokal, Tingkatkan Tarap Hidup Masyarakat Cianjur
- KDM: Akan Dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Seluruh Wilayah Jabar Solusi Inovatif untuk P
- Bupati Wahyu Terima Audiensi Kanwil Kemenkumham dan FKUB Perkuat Kerukunan Umat Beragama
- Kemenkes Terbitkan Edaran Percepatan Penerbitan SLHS untuk Dapur MBG
- Reformasi Pupuk hingga Irigasi, Presiden Prabowo Tegaskan Arah Swasembada Nasional
- Bupati Cianjur Lepas 200 Pekerja Migran Indonesia Kerja dan Magang di Jepang
- Bupati Wahyu: Akan Terapkan Donasi Rp1000 Dimulai dari Lingkungan Pemda Cianjur
- KDM: Gerakan Poe Ibu Bukan Baru, Hanya Menghidupkan Kembali Tradisi Gotong Royong
- Choirul Anam: FKUB Cianjur Persiapkan Dua Acara Besar Sambut Hari Toleransi Internasional 2025
Penguatan Ekonomi Syariah Jawa Barat untuk Menopang Pembangunan Nasional

Keterangan Gambar : Istimewa
Pinusnews.id - Jawa Barat memiliki potensi besar untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan keuangan Syariah sebagai penopang pembangunan nasional.
Demikian dikemukakan Kepala Manajemen Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) J Provinsi Jawa Barat Diana Sari, dalam sebuah acara di Bandung, Kamis (16/5/2024).
Menurut Diana, beberapa potensi tersebut diantaranya adalah, Provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia yaitu 48.27 juta jiwa (17.2 persen dari populasi Indonesia)
Baca Lainnya :
- DPPKBP3A Cianjur Lakukan Inovasi Penurunan Angka Stunting
- dr Irvan Nur Fauzi: Jajaran Manajemen RSUD Sayang Cianjur Setiap Selasa Harus Bicara Bahasa Inggris
- Kepala Dinkes Cianjur dr Yusman Faisal: Material Asbes Berbahaya Dapat Memicu Sejumlah Penyakit
- Kadisdikpora Cianjur Ruhli Solehudin: Sekolah Dilarang Minta Iuran untuk Kenaikan Kelas
- UPTD P5A Sindangbarang Cianjur Lakukan Upaya Turunkan Angka Stunting
Ia menuturkan, angka tersebut hampir sama dengan populasi Spanyol (negara dengan populasi terbesar di Eropa Selatan),
Menurutnya, Jawa Barat adalah salah satu penyumbang utama ekonomi Indonesia yaitu Rp2,209 Triliun (hampir sama dengan PDB Aljazair (salah satu negara dengan ekonomi tertinggi di Kawasan Afrika).
"Jabar, Provinsi dengan penyumbang ekspor terbesar di Indonesia yaitu 16,79 miliar dolar Amerika Serikat atau 16,28 persen atau terhadap ekspor nasional.
Provinsi dengan jumlah populasi pesantren terbanyak se Indonesia, berjumlah 8.728 pesantren yang terdata atau sekitar 31,8 persen dari total populasi nasional," kata Diana.
"Jabar, provinsi dengan realisasi investasi tertinggi di Indonesia selama lima tahun berturut-turut serta provinsi dengan pengumpulan Zakat Infaq Shodaqoh (ZIS) terbesar se-Indonesia dengan nilai Rp6,1 Trilyun di tahun 2023," imbuhnya.
Diana juga menjelaskan bahwa penguatan ekonomi dan keuangan Syariah Jawa Barat tidak bisa by default mengikuti arah kebijakan di daerah lain, tetapi perlu mempertimbangkan prioritas pembangunan Jawa Barat itu sendiri sehingga arah pengembangan ekonomi dan keuangan syariah tidak terlepas dari rencana strategis pembangunan Jawa Barat.
"Dalam konteks keunggulan Jabar, secara substansi Jabar sebenarnya telah mengimplementasikan berbagai program yang erat kaitannya dengan ekonomi Syariah dan menjadi kekhasan dan keunggulan daerah, misalnya pengembangan kemandirian ekonomi pesantren melalui program One Pesantren One Product (OPOP) dimana Prof Diana menjadi salah satu tim ahli," tuturnya.
Program tersebut menurut Diana, telah mendorong penguatan manajerial aktivitas ekonomi pesantren sebagai salah satu frontliners pengembangan ekonomi Syariah di tanah air. Jawa Barat adalah provinsi dengan populasi pesantren terbanyak di Indonesia.
"Potensi ini berhasil dimanfaatkan dengan baik, sehingga efek multiplier pengembangan ekonomi pesantren adalah pertumbuhan ekonomi di tingkat Desa. Faktor lain yang menurut Prof Diana penting adalah memanfaatkan sumber daya alam secara bijak dengan prinsip green economy serta pemanfaatan keragaman budaya Jawa Barat dapat menjadi aspek penting," jelasnya.
Secara spesifik Kepala Manajemen KDEKS Jawa Barat ini menguraikan bahwa paling tidak terdapat empat pengembangan strategi, yaitu:
(1) penguatan regulasi Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Jawa Barat, termasuk ekosistem rantai nilai halal;
(2) Penyusunan Peraturan dan rencana pembangunan daerah sektor ekonomi dan keuangan syariah;
(3) Perbaikan tata kelola zakat dan wakaf produktif, serta optimalkan peran LKMS dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat; dan
(4) Memperluas literasi dan inklusi keuangan syariah termasuk pengembangan skema pembiayaan pembangunan daerah.
Semangat untuk mengembangan ekonomi Syariah harus dilakukan secara sistematis dan terarah salah satu yang harus dilakukan adalah memasukan program-program yang memiliki irisan ekonomi syariah di rencana pembangunan daerah termasuk misalnya rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Sehingga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memiliki panduan program implementatif ekonomi Syariah secara sistematis dan terarah.
Diana juga menyoroti pentingnya pengembangan industri produk halal, melalui penguatan ekosistem rantai nilai halal semua sektor unggulan. Jawa Barat dapat menjadi pioneer, misalnya, dalam pengembangan sektor pariwisata ramah muslim sebagai destinasi unggulan Jawa Barat.
Mesjid Raya-Aljabbar, misalnya, sudah berkembang bukan hanya sebagai tempat ibadah dengan arsitektur yang iconic tetapi juga destinasi wisata baru bagi muslim baik domestic maupun mancanegara.
Menurutnya, pengembangan kawasan wisata ramah muslim dengan Masjid Raya Al-Jabbar sebagai icon building nya dapat dikembangkan oleh pemerintah Provinsi sehingga wilayah-wilayah sekitar dapat berkembang secara organik.
"Potensi wisata Jabar bagian selatan atau dikenal dengan priangan timur atau jabar utara atau Kawasan Rebana juga menyimpang banyak potensi sektor wisata ramah muslim," pungkas Diana. (tim).
