- BAZNAS Cianjur Salurkan Paket Sembako untuk Pedagang Bomero yang Direlokasi ke Pasar Induk Jebrod
- Kadis Kesehatan Cianjur Tinjau Layanan Gratis Puskesmas DTP Cidaun
- Bahaya Makanan Instan bagi Anak Bisa Jadi Pemicu Stunting
- Pola Makan Sehat dan Piring Seimbang: Langkah Kunci Mengurangi Stunting
- Rokok dan Stunting: Ancaman Ganda bagi Kesehatan Ibu dan Anak
- Strategi Menyeluruh dalam Menanggulangi Stunting demi Masa Depan Anak yang Lebih Sehat
- Presiden Prabowo: Pendidikan dan Pemberdayaan Kunci Pengentasan Kemiskinan
- Pemerintah Dorong Peningkatan Kesadaran Masyarakat Tangani Stunting
- Pemkab Cianjur Berupaya Tekan Angka Stunting melalui Intervensi Spesifik dan Sensitif
- Cianjur Siapkan Sekolah Rakyat untuk Meningkatkan Akses Pendidikan
Mengenal Fakta Dari Hypophrenia
Oleh: Octaviani Adhe Putri (Magang)

Keterangan Gambar : lustrasi perempuan menangis (Dok. Karolina Grabowska/ Pexels/ Brigitta Bellion).
pinusnews.id Cianjur- Istilah
dari Hypophrenia mungkin masih asing di telinga masyarakat umum. Dari beberapa
sumber ternya istilah ini cukup rumit karena beberapa orang mendefinisikan hal
yang berbeda terhadap istilah ini.
Hypopheria,
Menangis Tanpa Sebab.
Beberapa
sumber mengatakan bahwa Hypophernia adalah kondisi dimana perasaan emosional
manusia yang sebenarnya merupakan respon terhadap suatu keadaan yang menimpa
diri sendiri. Rasa sedih ini menjadi tidak normal karena seseorang dapat
merasakan sedih dan tiba-tiba menangis tanpa alasan yang jelas. Apalagi bila
rasa sedih tersebut kemudian membawa dampak yang negatif terhadap pekerjaan,
hubungan sosial, bahkan kesehatan fisik seseorang.
Baca Lainnya :
- Kerap Dianggap Sepele, Berikut Cara Keramas Yang Baik Dan Benar
- Alasan Mengapa Koyo Dapat Menghilangkan Nyeri Otot
- Guru P3K Cianjur Terbanyak di Indonesia
- Sudah Ada MKKS, Muncul Forkosta, Mana yang Lebih Unggul Perannya?
- Labuan Bajo
Penyebab
hypophrenia Orang yang mengalami hypophrenia memang tidak mengetahui alasannya
bersedih dan menangis. Namun, ada penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi
penyebab hypophrenia bagi seseorang.
Penyebab
hypophrenia yang bisa terjadi pada orang tertentu yang pertama rasa khawatir
yang berlebihan seseorang yang memiliki rasa cemas atau khawatir secara
berlebihan bisa mengalami hypophrenia. Orang-orang yang merasa terlalu cemas
atau khawatir biasanya sulit tidur atau insomnia. Akibatnya, tubuh pun menjadi
lesu. Kelemahan fisik tersebut bisa mengganggu fungsi otak dan mental sehingga
akan merasa sedih dan menangis secara tiba-tiba tanpa tahu alasannya.
Selain
itu pengaruh hormone juga sebagian besar orang yang mengalami hypophrenia
adalah kaum hawa. Pasalnya, salah satu penyebab hypophrenia adalah perubahan
atau gangguan hormon yang kerap dialami wanita. Para lelaki bisa juga mengalami
hypophrenia karena gangguan hormon jika menggunakan obat hormon tertentu.
Efek
trauma yang mendalam juga bisa menyebabkan Hypophrenia karena. Trauma tersebut
bisa terkait dengan kenangan masa lalu yang sangat pahit seperti kekerasan,
bully, atau pelecehan. Selain itu, penyebab hypophrenia juga bisa dikarenakan
kehilangan mendalam seperti ditinggal mati orang yang sangat dicintai,
dikhianati orang terdekat, dan lainnya. Perasaan kehilangan yang mendalam
tersebut bisa memicu rasa sedih dan menangis tiba-tiba.
Hypophrenia
Gangguan Mental.
Dikutip
dari www.sehatq.com Seseorang yang menderita hypophrenia atau keterbelakangan
mental umumnya memiliki IQ di bawah 70 atau 75, serta masalah dalam
menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Penderita kondisi ini juga bisa
mengalami disabilitas belajar, bicara, sosial, hingga fisik.
Penyebab
hypophrenia tidak selalu bisa diidentifikasi oleh dokter. Namun, ada sejumlah
kondisi yang bisa menjadi kemungkinan penyebabnya, seperti:
Penyakit
yang diturunkan, seperti fenilketonuria (PKU) atau penyakit Tay-Sachs. Kelainan
kromosom seperti pada Down syndrome. Trauma sebelum lahir, seperti infeksi atau
paparan terhadap racun, obat-obatan terlarang atau alkohol. Trauma saat lahir,
seperti persalinan prematur atau kekurang oksigen. Dll.
Hypophrenia
atau keterbelakangan mental dibagi menjadi empat tingkat berdasarkan IQ dan
kemampuan penderitanya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Empat
tingkat tersebut meliputi ringan, sedang, berat, dan sangat berat atau
mendalam.
Untuk
kasus hypophrenia ringan, banyak orangtua yang baru menyadari anaknya mengalami
kondisi ini ketika mereka tidak mampu mencapai target-target perkembangan umum
anak-anak seusianya. Dalam beberapa kasus yang berat, hypophrenia bahkan dapat
didiagnosis setelah lahir. Akan tetapi, kebanyakan kasus hypophrenia umumnya
baru didiagnosis ketika anak mencapai usia 18 tahun.
Pada
tahap yang paling berat, penderita hypophrenia tidak memiliki kemampuan untuk
memahami instruksi atau permintaan dari seseorang, tidak bisa bergerak, hanya
memiliki kemampuan komunikasi nonverbal yang sangat terbatas, inkontinensia
(tidak bisa mengontrol buang air), hingga tidak mampu memenuhi kebutuhan
dirinya sendiri sehingga membutuhkan pertolongan dan pengawasan.
Penulis: Octaviani Adhe Putri (











